Islam adalah agama yang selalu mengajarkan kebaikan dalam setiap kehidupan yang dihadapi umat manusia. Mulai dari petunjuk beribadah yang benar kepada Allah SWT hingga sikap saat dikamar kecil, jelas diatur dalam ajaran agama islam. Termasuk juga sikap ataupun adab bertamu dan menerima tamu.
Bertamu dan menerima tamu adalah bentuk kebaikan dalam menjalin tali silaturahmi terhadap sanak dan kerabat kita. Bahkan Allah SWT memerintahkan orang yang beriman untuk senantiasa menjaga tali silaturahmi seperti yang disebutkan dalam surat An-Nisa ayat 36 yang berbunyi.
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
(Wa’budullāha wa lā tusyrikụ bihī syai’aw wa bil-wālidaini iḥsānaw wa biżil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wal-jāri żil-qurbā wal-jāril-junubi waṣ-ṣāḥibi bil-jambi wabnis-sabīli wa mā malakat aimānukum, innallāha lā yuḥibbu mang kāna mukhtālan fakhụrā)
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS An-Nisa: 36).
Dengan perintah Allah SAW untuk selalu menjaga persaudaraan dengan sanak saudara dan kerabat, tentunya kita harus mengetahui adab bertamu dan menerima tamu yang baik sehingga kehangatan dalam menjalin tali silatuhrami menjadi keberkahan.untuk segenap keluarga.
Rasulullah SAW Juga selalu mengajarkan umatnya untuk selalu menegakkan adab bertamu maupun menerima tamu pada kehidupan setiap harinya. Adab ini dicatat dan diamalkan oleh generasi setelahnya.
Berikut adalah Adab bertamu dan Menerima Tamu yang dianjurkan agama islam.
Baca juga: 7 Adab Makan dan Minum Rasulullah SAW yang Patut Dicontoh
Adab Bertamu
Berikut adalah anjuran bertamu yang dianjurkan rasulullah SAW
Ketika Di Depan Pintu Berdirilah Di Sisi Kanan Pintu
Kita sangat dianjurkan ketika ingin bertamu untuk selalu menunggu dibukakan pintu dengan berdiri di sisi kanan pintu hal ini ditujukan supaya ketika pintu dibukakan kita tidak langsung melihat isi dalam rumah secara keseluruhan. Ketika yang punya rumah menyambut dan mempersilahkan kita masuk baru lah kita melangkah ke dalam rumah.
Hal ini dijelaskan hadits yang menyebutkan :
كان رسول الله إذا أتى باب قوم لم يستقبل الباب من تلقاء و جهه و لكن ركنها الأيمن أو الأيسر و يقول السلام عليكم السلام عليكم
Artinya: “Adalah Rasulullah SAW apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya di depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan assalamu’alaikum… assalamu’alaikum...”
Jadi dalam bertamu seorang muslim yang baik kita haruslah menjaga privasi si pemilik rumah dan selalu bersikap sopan dalam bertamu. Jangan langsung asal masuk saja jika belum dipersilahkan sang pemilik rumah ya.
Mengetuk Pintu Dan Mengucapkan Salam
Untuk memberitahu keberadaan kita ketika bertamu maka kita wajib untuk mengucapkan salam dan juga diikuti dengan mengetuk pintu sebanyak 3 kali saja, jika dalam 3 ketukan sang pemilik rumah tidak membukakan pintu maka kita dianjurkan untuk langsung pulang saja. Mungkin si pemilik rumah tidak ada di rumah atau pun sedang tidak ingin diganggu. Dengan mengetuk hanya 3 kali maka tetangga sekitar tidak terganggu dengan ketukan pintu kita.
Adab untuk mengucapkan salam dijelaskan dalam surat An-Nur Ayat ke 27 yang berbunyi.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَدْخُلُوا۟ بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّىٰ تَسْتَأْنِسُوا۟ وَتُسَلِّمُوا۟ عَلَىٰٓ أَهْلِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Arab latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ lā tadkhulụ buyụtan gaira buyụtikum ḥattā tasta`nisụ wa tusallimụ ‘alā ahlihā, żālikum khairul lakum la’allakum tażakkarụn
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.”
Untuk adab mengetuk pintu, Rasulullah SAW menganjurkan nya lewat hadis berikut ini
عن أبى موسى الاشعريّ رضي الله عمه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه و سلم: الاستئذانُ ثلاثٌ، فان أذن لك و الاّ فارجع
Dari Abu Musa Al-Asy’ary RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!” (HR Bukhari dan Muslim).
Bersegeralah Untuk Pulang Jika Urusan Sudah Selesai
Islam sangat menganjurkan tamu untuk tidak menyusahkan pemilik rumah, usahakan ketika segala urusan dan pembicaraan telah selesai untuk langsung segera pulang, jangan kehadiran kita dianggap sebagai beban bagi pemilik rumah.
Adab ini dijabarkan dalam surat An-Nur Ayat 28
فَإِن لَّمْ تَجِدُوا۟ فِيهَآ أَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوهَا حَتَّىٰ يُؤْذَنَ لَكُمْ ۖ وَإِن قِيلَ لَكُمُ ٱرْجِعُوا۟ فَٱرْجِعُوا۟ ۖ هُوَ أَزْكَىٰ لَكُمْ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
Arab latin: Fa il lam tajidụ fīhā aḥadan fa lā tadkhulụhā ḥattā yu`żana lakum wa ing qīla lakumurji’ụ farji’ụ huwa azkā lakum, wallāhu bimā ta’malụna ‘alīm
Artinya: Jika kamu tidak menemui seorang pun didalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: “Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Adab Menerima Tamu
Berikut adalah anjuran menerima Tamu yang dianjurkan Rasulullah Saw
Sambut Tamu Dengan Tangan Terbuka Dan Menjawab Salam
Sebagai bentuk itikad baik dalam menerima tamu maka ada baiknya untuk kita sebagai tuan rumah untuk menjawab salam dan menerima tamu dengan ramah dan tamah. Janganlah mengumbarkan raut muka yang tidak menyenangkan terhadap tamu siapapun dia.
Hal ini dijelaskan dalam hadits yang berbunyi.
مَرْحَبًا بِالْوَفْدِ الَّذِينَ جَاءُوا غَيْرَ خَزَايَا وَلاَ نَدَامَى
“Selamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesal.” (HR Bukhari).
Tidak Memandang Latar Belakang Ekonomi
Alangkah baiknya kita dalam menerima tamu untuk tidak melihat latar belakang ekonomi pribadi tersebut. Jadikanlah rumah kita terbuka untuk setiap orang, karena keberkahan tidak memandang status sosial seseorang.
Hal ini dijelaskan oleh hadits yang berbunyi.
شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُدْعَى لَهَا الأَغْنِيَاءُ ، وَيُتْرَكُ الْفُقَرَاءُ
Artinya: “Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan.” (HR Bukhari Muslim).
Menghadirkan Makanan Dan Minuman Seadanya
Jika orang bertamu kerumah kita maka kita wajib untuk menyajikan makanan dan minuman yang kita punya. Hal ini sebagai tanda bahwa kita menerima tamu kita dengan Ikhlas sehingga tercipta hubungan yang lebih baik. Makanan dan minuman tidak perlu selalu mewah yang memberatkan, cukup sajikan apa yang ada di dapur pada saat itu. Insyaallah makanan yang diberikan akan menjadikan berkat rezeki bagi kita..
Hal ini dijelaskan dalam hadis yang berbunyi.
فَقَرَّبَهُۥٓ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ
Arab latin: Fa qarrabahū ilaihim, qāla alā ta`kulụn
Artinya: Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: “Silahkan anda makan!”
Nah, itulah tadi beberapa adab ketika bertamu dan menerimam tamu dalam Islam. Dalam bertamu maupun menerima tamu kita harus memerhatikan adab-adab yang baik untuk menjaga hubungan kita antar sesama muslim.